Senin, 04 Juni 2012

MITSAQAN GHALIZAN - Perjanjian Suci yang Perkasa


MITSAQAN GHALIZAN - Perjanjian Suci yang Perkasa

KH. Jalaluddin Rakhmat

Sebentar lagi kita melihat dan mendengarkan pernyataan dua anak manusia: ijab dan qabul. Kalimat-kalimatnya terdengar bersahaja, tetapi akibatnya luar biasa. Dengan kedua kalimat itu, perbuatan maksiat menjadi ketaatan, keakraban pergaulan menjadi peribadatan, hubungan alamiah menjadi ikatan kesucian, pernyataan sederhana menjadi perjanjian yang perkasa. Allah swt menyebutnya mitsaqan ghalizan—perjanjian yang kokoh, kuat, dan suci. Ijab dan qabul bukan hanya perjanjian diatanra manusia;  ia adalah perjanjian yang diperintahkan dan diteguhkan dengan perintah ilahi. Allah swt memperingatkan para suami untuk memperlakukan isteri-isterinya dengan baik. Mengapa? Karena Allah azza wa jalla berfirman; “isteri-isteri kamu telah mengambil dari kalian perjanjian yang perkasa—wa akhadzna minkum mitsaqan ghalizan. (QS. Al-Nisa; 2)

Sebentar lagi kita akan menyaksikan mitsaqan ghalizan. Ribuan tahun yang lalu, Allah swt telah menghadirkan para nabi, dan secara khusus memanggil para pemimpin para nabi, rasul-rasul yang disebut ulul azmi, untuk bukan saja menyaksikan tetapi juga mengikatkan diri dalam perjanjian yang juga disebut mitsaqan ghalizan. Dia berfirman; dan ingatlah ketika kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi, dan dari kamu sendiri (Muhammad), dari nuh, musa, dan isa putera maryam, dan kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang perkasa (QS. Al-Ahzab;33). Dihadapan kebesaran Allah swt, dihadapkan kepada perjanjian yang perkasa, manusia-manusia suci itu bergetar hatinya, berguncang dadanya, dan tunduk patuh seluruh jiwa raganya!.
Ribuan tahun yang silam, tuhan mencabut bukit Sinai, mengerakanya di angkasa dan mengantungkanya di atas kepala bani israil. “Dan telah Kami angkat ke atas (kepala) mereka bukit Thursina untuk (menerima) perjanjian (yang telah Kami ambil dari) mereka. Dan kami perintahkan kepada mereka: "Masuklah pintu gerbang itu sambil bersujud[375]", dan Kami perintahkan (pula) kepada mereka: "Janganlah kamu melanggar peraturan mengenai hari Sabtu[376]", dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang perkasa-mitsaqan ghalizan.” (QS. Al-Nisa;154). Kemudian bani israil melanggar mitsaqan ghalizan dan tuhan mengutuk mereka “jadilah kamu monyet-monyet yang terkutuk.”(QS.Al-Baqarah;65).
Sebentar lagi dua hamba Allah, akan mengikatkan diri dalam perjanjian suci dan perkasa, mitsaqan ghalizan. Jika ketika mengucapkan ijab dan qabul ini, hati anda bergetar, dada anda berguncang, jantung anda bergemuruh, ketahuilah anda memang sedang berjanji di hadapan tuhan—tangan anda memang telah memegang tangan tuhan. Anda berdua terikat dalam suatu perjanjian yang sama sucinya dengan perjanjian para nabi alaihim al-salam, sama sakralnya dengan perjanjian ulul ‘azmi diatanra para rasul, sama kudusnya dengan perjanjian nabi Muhammad, nuh, Ibrahim, musa, dan isa as. Jika anda berdua memenuhi perjanjian ini dengan setia, anda akan dihimpun bersama manusia-manusia suci itu, di jannatun na’im di hadapan rabbul ‘alamin.
Tetapi jika anda berdua melanggar perjanjian ini, jika anda melepaskan lagi ikatan yang perkasa ini, jika anda menyia-nyiakan mitsaqan ghalizan, anda akan berhadapan dengan kemurkaan ilahi, seperti yang menimpa bani israil dahulu. Marilah kita berlindung kepada Allah swt dari pelannggan apa pun terhadap perjanjian ini. Marilah kita gantungkan diri kita kepada yang maha kuasa sehingga kita diberi kekuatan untuk menjaga dan memelihara perjanjian suci ini.

Saudara dan saudariku,
Apakah isi perjanjian suci nan perkasa ini? Allah swt berfirman; “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.”(QS. Al-Ruum;21). Tujuan dari pernikahan ialah membentuk keluarga yang dipenuhi dengan kedamaian, cinta dan kasih sayang. Setelah ijab dan qabul anda berdua dituntut untuk berniat dengan hati anda, berkata dengan lidah anda, dan bertindak dengan anggota utbuh anda untuk memlihara ketentraman dan mengembangkan cinta dan kasih sayang.
Karena itulah, setiap perilaku anda yang mendatangkan kebahagian dalam keluarga dihitung sebagai ibadah yang utama. Ummu salamh bertanya kepada Rasulullah saw tentang kemuliaan seorang isteri yang berkhidmat kepada suaminya. Rasulullah saw bersabda, “jika seorang isteri memindahkan sesuatu di rumah suaminya dari satu tempat ke tempat yang lain karena menghendaki kebaikan, Allah akan memperhatikan dia. Siapapun yang diperhtikan Allah, pastilah akan dilepaskan dari azab Allah.”(Bihar Al-Anwar 103;251). Dalam hadis yang lain disebutkan, “jika seorang isteri memberikan seteguk minuman kepada suaminya, ia memperoleh pahala yang lebih baik daripada ibadat satu tahun.” (Mizan Al-Hikmah 4;286). Rasulullah saw bersabda, “keindahan dunia yang paling baik adalah perempuan yang saleh, beliau berkata, “bila kamu memandangnya, ia membahagiakan kamu; bila kamu memerintahkanya, ia mentaati kamu; bila kamu tidak bersamanya, ia memelihara dirinya dan menjaga hartamu.”
Ketahuilah, saudari, bahwa senyuman ceria anda yang membersihkan debu kelelahan dari suami anda, pelukan hangat yang mencairkan salju kepedihan dari hati suami anda, telinga setia yang mendengarkan semua keluhan suami anda, dan hati bersih yang setiap saat siap berbagi duka dan bahagia dengan suami anda semua dihitung sebagai ibadah yang utama di sisi Allah swt. Jika memberikan seteguk minuman saja dihitung sebagai ibadat satu tahun, apalagi memasukan rasa bahagia pada seseorang yang telah Allah takdirkan untuk menjadi pasangan hidup anda. Ketahuilah, saudari, bahwa Allah telah mencipatakan anda sebaagi tempat berteduh ketika kepala suami anda disengat panasnya zaman; sebagai tempat berlabuh ketika perahu suami anda dihempaskan badai cobaan; sebagai tempat bersandar ketika punggun suami anda dihimpit beban kehidupan. Anda telah dipilih dari enam milyar umat manusia untuk membuat kehidupan suami anda tentram dan bahagia!
Saudari, berkhidmatlah anda kepada suami seperti khadijah berkhidmat kepada Rasulullah saw. Lama setelah khadijah meninggal dunia, Rasulullah saw maish mengenangnya dengan penuh kerinduan. Pada suatu hari ketika aisyah mendampinginya, seorang perempuan lewat. Nabi segera berdiri menyambut perempuan itu. Ia menghamparkan serbanya untuk tempat duduknya. Ia menjelaskan bahwa perempuan itu dulu sahabat khadijah dan sering mengunjunginya. Ketika aisyah mengungkapkan kecemburuanya dengan mengatakan “kau sebut-sebut perempuan tua itu padahal tuhan sudah mengantikanya dengan yang lebih baik”, Rasulullah saw marah. Beliau bersabda, “demi Allah, tidak ada yang dapat mengantikan khadijah. Dialah yang memberikan kepadaku kasih sayang, ketika semua orang membenci ku. Dialah yang memberikan hartanya ketika semua orang menahan hartanya dariku. Dialah yang memberiku anak, ketika isteri ku yang lain tidak memberikanya.”
Saudari, jadilah khadijah bagi suami anda. Kelak, jika anda di takdirkan meninggal lebih dahulu, lalu orang mendatangi suami anda dan menawarkan penganti anda, ia akan berkata, “demi Allah, tidak ada yang dapat mengantikanya. Dialah yang memberikan kepadaku kasih sayang, ketika semua orang membenci ku. Dialah yang memberikan hartanya ketika semua orang menahan hartanya dariku. Dialah yang memberiku anak, ketika isteri ku yang lain tidak memberikanya.” Sebagai khadijah, anda telah memenuhi perjanjian suci, mitsaqan ghalizan.
Apa yang terjdi jika saudari melanggar perjanjian suci nan perkasa ini? Jika anda membebani suami anda di luar kemampuanya; jika anda meremehkan segala usahanya untuk membahagiakan anda; jika anda mengkhianatinya karena mengerjakan hawa nafsu anda; jika anda menjadikan rumah anda sebagai neraka bagi suami anda; jika anda mencemari kesucian keluarga dengan menyia-nyiakan amanah; jika anda menyakiti suami anda, anda telah melanggar mitsaqan ghalizan, anda akan ditimpa azab pedih di dunia dan di akhirat. Rasulullah saw bersabda, “jika seorang perempuan menyakiti hati suaminya, Allah tidak akan menerima sholatnya, dan tidak akan menerima amal baiknya sampai ia membantu suaminya dan membuatnya bahagia… begitu juga lelaki akan menanggung dosa yang sama jika menyakiti dan menzalimi isterinya.” (Mizan Al-Hikmah, 4;287).

Saudaraku,
Janganlah menjadi lelaki yang  berbuat zalim kepada isterinya. Perbuatan zalim anda akan menghapuskan ibadat-ibadat anda. Ambilah pelajaran dari apa yang terjadi pada Sa’ad. Ia adalah sahabat nabi saw yang rajin beribadat. Waktunya dihabiskan dimasjid—dalam iktikaf, salat, dan dzikir. Ketika ia meninggal dunia, Rasulullah mengantarkan jenazahnya dengan bertelanjang kaki. Para malaikat pun menyertai nabi saw dalam mengiringi jenazahnya. Usai menguburkanya, Rasulullah saw bersabda, “kasihan Sa’ad. Tuhan menyempitkan kuburnya karena selama hidupnya ia menyempitkan kehidupan keluarganya.” Karena itu, ketika Rasulullah saw melihat seorang yang menelantarkan isterinya karena banyak beriktikaf di masjid, beliau bersabda, “duduknya seorang lelaki dengan keluarganya lebih dicintai Allah daripada iktikaf di masjidku ini.” (Mizan Al-Hikmah, 4;287).
Orang yang paling baik dalam pandangan Rasulullah saw bukanlah orang yang paling banyak berada di masjid, bukan yang paling lama bersujud, bukan yang sering melakukan shalat malam. Beliau bersabda, “yang paling baik di antara kamu adalah yang paling baik dan yang paling lembut memperlakukan isterinya. Dan aku adalah yang paling lemah lembut memperlakukan isteriku.” Beliau juga bersabda. “ketahuilah, sesungguhnya Allah dan rasulnya akan menjauh (berlepas diri) dari seorang lelaki yang menyakiti isterinya sampai ia meninggalkan perbuatanya itu.” (Mizan Al-Hikmah, 4;287).
Inilah nasihat imam ali kepada anda; jangalah isterimu menjadi makhluk yang paling menderita karena perbuatanmu. Jika nanti anda mengucapkan kalimat yang merendahkan kehormatan isteri anda; jika anda mengumbar kata-kata yang melukai hatinya; jiak anda mengecilkan dan menganggap tidak berarti  segala pengkhidmatanya; jika anda mengacuhkanya, membiarkanya, menelantarkanya , dan menyengsarakanya, anda akan berhadapan dengan pengadilan ilahi. Isteri anda akan mengiring dan menghempaskan anda di hadapan tuhan dengan mengadukan segala kezaliman anda. “bekal yang paling buruk untuk hari akhirat adalah berbuat zalim kepada hamba Allah, “kata imam ali. Apalagi kalau perbuatan zalim itu dilakukan kepada aorang yang telah ditakdirkan Allah untuk mendampingi hidup anda.
Saudara, perlakukanlah  isteri anda sebagaimana dahulu Rasulullah saw memperlakukanya isterinya. Ketiak orang-orang datang menemui aisyah lama setelah Rasulullah saw meninggal dunia, mereka bertanya kepadanya tentang Rasulullah saw. Aisyah tidak langsung menjawab. Ia menarik nafas panjang, seraya berkata, “semua tingkahlakunya indah mempesona…” salah seorang diatara mereka mendesak, “ceritakan kepada kami yang paling mempesona dari apa yang pernah anda lihat.” Dengan berurai air mata aisyah berkisah; pernah suatu malam, ditengah malam Rasulullah saw bangun. Ia berkata, “aisyah , izinkan aku untuk beribadat kepada tuhanku.” Aku bekata, “aku ingin engkau dekat kepadaku, tapi aku ingin juga engkau menyembah tuhanku.” Lalu Rasulullah berdiri salat malam, menangis terisak-isak sampai basah janggutnya dengan air matanya.
Bagi aisyah, tidak ada yang paling indah selain ucapan Rasulullah saw yang meminta izin kepadanya, bahkan untuk salat malam sekali pun. Dalam permintaan izin itu ada kecitaan, kemesraan, penghormatan, dan kutulusan! Jika anda berhasil menumbuhkan kecintaan, kemesraan, penghormatan, dan ketulusan dalam kehidupan keluarga anda, anda sudah memenuhi perjanjian suci. Anda telah dipilih tuhan—untuk menjalankan mitsaqan ghalizan dengan berkhidmat kepada isteri anda. Semoga Allah membekati anda berdua dengan anugrah-nya yang tidak terhingga!.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar