Minggu, 01 Januari 2012

Ibu Penjual Salak

Hari ini hari terakhir aq bekerja di Kantor yang telah menghidupi dan kuhidupi selama lebih kurang 8 tahun..... untuk seterusnya hidupku akan berjalan dengan rutinitas baru yang mungkin sama sekali berbeda dengan hari-hari sebelumnya.
Pulang kantor ga lewat jalan yg biasanya, niat awalnya sih menghindari kemacetan tapi ternyata malah terjebak hujan.
Terpaksa deh berteduh diemperan ruko :( soalnya ga bawa jas hujan, dlm hati terlintas juga "kalo nih hujan lama berhentinya bakal kemalaman nyampe rumah :(", belum 5 menit berdiri diemperan terlihat pemandangan yg aq sendiri ga tau bilangnya gimana.

Seorang ibu dengan sekarung salak diatas kepalanya disertai dua org anak kecil berjalan cepat ke emperan toko tempatku berteduh, hmmmm... kehujanan juga pikirku.
setelah meletakkan barang bawaannya dipinggiran ibu itu mengeluarkan sebungkus nasi dari tas lusuhnya, dgn cepat membukanya diemperan yg basah dan kotor. 
Apa dah waktunya makan malam ya?? pikirku.. kedua anak tersebut yg aq yakin anaknya masing2 berusia sekitar 3 dan 5 tahun.. seumuran ma anakku yg kecil.
setelah cuci tangan mereka mulai makan, kuperhatikan ibunya hanya makan 2 suap aja ga lebih, selebihnya kedua anaknya yg menghabiskan.
Lahap sekali kedua anak itu makan, mereka makan seolah2 mereka ga akan makan untuk waktu lama... sebungkus nasi untuk ukuran org dewasa habis oleh 2 org anak kecil.. hebat pikirku.
sambil memperhatikan mereka makan aq berpikir kenapa anakku koq susah banget ya disuruh menghabiskan makannya?? tapi sebenarnya yg jadi perhatianku bukan itu, ibu itulah yg jadi perhatianku.
sebegitu kuatnya perjuangan seorang ibu untuk anak2nya, hanya dgn 2 suap nasi padahal dia harus menjunjung sekarung salak diatas kepalanya (itu juga kuketahui dari percakapan singkatnya dgn seorang tukang becak yg juga berteduh diemperan toko tsb.
kurasa itu hanya sebagian kecil dari usaha seorang ibu untuk anak2nya, menjajakan sekarung salak sambil jalan dan membawa dua org anaknya yg masih kecil bukan pekerjaan yg mudah, tapi itu harus dilakukannya demi sesuap nasi.
Tiba2 aq jadi rindu istriku dirumah, sayangku selama aq masih diberi kesehatan insyaallah tak akan kubiarkan kau sampai seperti itu.
Aq juga rindu Ibu, sampai saat ini aq blm bisa membalas semua yg telah diberikannya padaku. Mudah2an aq masih diberi kesehatan untuk membalasnya walau kutahu apapun yg bisa kuberikan untuk mereka tak sebanding dgn apa yg telah mereka beri untukku.
Hujan sudah lama reda tapi aq masih terdiam diemperan toko itu memperhatikan ibu penjual salak dan kedua anaknya berjalan menjajakan dagangannya.
Semoga apa yg dilakukannya mendapat ridho Allah...


Medan, Jum'at 30 Juli 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar